Jumat, 19 Agustus 2011

Ngobrol Tentang Dividen

Ketika suatu perusahaan mendapatkan laba, cash akan terus menumpuk. Pada kondisi ini ada beberapa alternatif yang dapat ditempuh, antara lain:
  1. Melakukan ekspansi. Jika manajemen melihat ada kesempatan untuk mendapatkan keuntungan yang lebih baik di masa mendatang, opsi ini cukup bagus. Perusahaan akan terus tumbuh.
  2. Stock buyback. Ada kalanya ekspansi bukan merupakan opsi yang bagus karena jika dilakukan imbal hasil dari capex yang dikeluarkan sangat rendah. Pada kondisi ini, stock buyback merupakan tindakan yang cukup bijaksana karena dapat meningkatkan EPS.
  3. Membagikan dividen. Kelebihan cash dapat diberikan kembali kepada investor dalam bentuk dividen.
Pada umumnya, ketiga opsi tersebut dapat dilakukan secara bersamaan. Apabila setelah cash yang ada dipergunakan untuk membiayai ekspansi, sisanya dapat dibagikan dalam bentuk dividen. Bagi beberapa investor, pembagian dividen ini sangat penting karena mereka mengharapkannya sebagai hasil dari investasi. Pada perusahaan yang sudah mature, umumnya persentase dividen terhadap laba bersih cukup tinggi karena tidak membutuhkan biaya yang besar untuk ekspansi. Laba yang didapatkan mungkin hanya dipergunakan untuk membiayai modal kerja dan mengganti alat-alat produksi yang sudah waktunya diganti. Lain halnya dengan perusahaan yang sedang tumbuh pesat. Laba yang mereka dapatkan akan diinvestasikan kembali untuk membiayai ekspansi. Perusahaan yang sedang dalam fase ini biasanya jarang membagikan dividen dan investornya mengharapkan imbal hasil dalam bentuk capital gain.
Bagi investor, adanya pembagian dividen yang kontinyu dan terus bertambah jumlahnya tiap tahun merupakan salah satu indikator yang menunjukkan bahwa perusahaan berada dalam kondisi yang bagus. Cash yang terus bertumpuk dan tidak dimanfaatkan untuk kepentingan investor bukan merupakan hal yang bagus. Ada kemungkinan cash tersebut akan memberikan ide bagi manajemen untuk menghambur-hamburkannya dengan sia-sia pada project yang kurang menguntungkan.
Keuntungan lain dari adanya dividen bagi investor adalah untuk menjaga harganya turun ketika terjadi crash di bursa saham. Jika Anda memiliki saham dengan dividend yield (dividend per share / stock price) sebesar 10%, maka ketika harga sahamnya turun 50%, dividend yield akan langsung melonjak menjadi 20%. Semakin besar penurunan harga sahamnya, semakin tinggi dividen yang kita terima. Sungguh beruntunglah kita apabila penurunan harga saham hanya diakibatkan oleh pasar yang sedang bad mood belaka dan bukan karena kondisi fundamentalnya merosot.
Mari kita perhatikan grafik ADMF berikut:
Ketika krisis global terjadi pada tahun 2008, harga saham ADMF turut tertekan padahal bisnisnya masih berjalan dengan lancar dan keuntungan yang didapatkan terus bertambah setiap tahunnya. Pada tahun 2007, dividend yield ADMF adalah 10,55% sementara sahamnya diperdagangkan di level 2.200. Dividend yield ADMF cukup tinggi karena sebagai perusahaan financing, ADMF tidak membutuhkan biaya yang besar untuk ekspansi.  Pada tahun 2008, harga saham ADMF turun menjadi 1.450 sementara EPS-nya cukup tinggi (1.020) atau dengan kata lain PER nya hanya 1,42. Pada tahun tersebut ADMF membagikan dividen sebesar 280 sehingga mengakibatkan dividend yield-nya naik tajam menjadi 19,31%. Mungkin Anda saat itu masih bisa tersenyum pada saat itu jika memiliki sahamnya karena turunnya harga saham diimbangi dengan melonjaknya dividend yield.
Di bawah ini adalah beberapa tips apabila kita mengincar suatu perusahaan untuk mendapatkan dividen:
  1. Cari perusahaan yang dalam jangka panjang rajin membagikan dividen dan lebih bagus lagi apabila jumlahnya terus naik dari tahun ke tahun.
  2. Pastikan bahwa perusahaan tersebut labanya tumbuh dengan stabil sehingga dapat terus membagikan dividen.
  3. Jangan lupa untuk memeriksa apa saja langkah-langkah yang dilakukan perusahaan tersebut saat terjadi krisis. Pastikan bahwa perusahaan tersebut tidak melakukan blunder yang dapat mengancam kelangsungan bisnisnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar