Senin, 15 Agustus 2011

Membaca Laporan Keuangan Bank (Bagian 2)

     
     Pada dasarnya, struktur laporan keuangan bank sama dengan laporan keuangan pada umumnya. Mari kita perhatikan balance sheet berikut.

        Seperti yang telah dibahas pada artikel sebelumnya, alur kerja sebuah bank tercermin pada balance sheet di atas. Tabungan/deposito nasabah muncul sebagai item ‘total deposits’ pada bagian liabilities. Isi dari ‘total deposits’ adalah sumber dana bagi bank yang dapat disalurkan sebagai kredit. Selain deposit dari nasabah, ada juga deposit dari bank lain. Seperti yang telah diutarakan sebelumnya, tabungan/deposito nasabah dianggap sebagai utang bank terhadap nasabah. Tabungan/deposito ini kemudian disalurkan sebagai kredit dan muncul sebagai ‘net loans’. Sebagai reserve, bank menyimpannya dalam item ‘cash & due from banks’. GWM yang disebutkan sebelumnya masuk ke dalam item ini. Sisa dana dimasukkan ke dalam instrumen lain yang memberikan return bagi bank dan muncul dalam item ‘other erng. Assets’.

     Jika kita perhatikan, rasio debt to equity bank sangat tinggi (total liabilities/total shareholder’s equity).  Pada balance sheet di atas, terlihat bahwa DER mencapai 10x. Hal ini wajar bagi bank karena deposit nasabah dianggap sebagai liabilities. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa bank disebut sebagai highly leveraged. Karena pentingnya peranan bank dalam sistem ekonomi dan nature nya yang highly leveraged, industri perbankan merupakan salah satu industri yang memiliki regulasi paling ketat.
Selanjutnya, mari kita perhatikan income statement dari sebuah bank.

   Tampak bahwa pada tahun 2009, bank tersebut mendapatkan interest income dari kredit yang disalurkannya sebesar Rp 33 miliar. Sebenarnya income statement di atas merupakan penyederhanaan di mana di dalam item interest income juga terdapat fee-based income. Kecenderungan terakhir dari bank adalah adanya usaha untuk mendapatkan revenue tambahan dari fee-based income. Contohnya adalah biaya transaksi yang dibebankan pada nasabah. Fee-based income ini sangat bagus bagi sebuah bank karena dapat mengurangi risiko fluktuasi pendapatan dari bunga kredit.

    Bunga atas tabungan/deposito nasabah (disebut juga DPK, Dana Pihak Ketiga) muncul dalam item total interest expense. Selama yield curve normal, maka interest income bank akan lebih besar daripada interest expense. Saat krisis terjadi, ada kemungkinan yield curve akan terbalik dan mengakibatkan interest income lebih kecil daripada interest expense.

    Untuk mengantisipasi adanya kredit macet, bank mengestimasikannya dalam bentuk loan loss provision. Item-item selanjutnya mirip dengan laporan keuangan biasa. Aturan normal berlaku pada bank. Contohnya adalah bahwa bank disebut cukup bagus apabila memiliki ROE yang tinggi.
Demikian sekilas pembahasan mengenai cara membaca laporan keuangan suatu bank.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar